- Chairil Anwar merupakan penyair terkemuka di Indonesia yang sudah menghasilkan 96 karya sastra, termasuk 70 puisi. Selain itu, namanya dikenal sebagai salah satu tokoh pemuda Indonesia yang ikut memperjuangkan kemerdekaan. Berbeda dari tokoh pemuda Indonesia lainnya, Chairil Anwar memiliki cara sendiri dalam memperjuangkan apa saja bentuk perjuangan Chairil Anwar? Baca juga Biografi Chairil Anwar, Si Binatang Jalang Berjuang menggunakan karya sastra Wujud dari perjuangan Chairil Anwar sebagai salah satu pejuang pemuda Indonesia adalah dengan menggunakan karya sejarah Indonesia, nama Chairil Anwar telah diakui sebagai sosok penulis puisi andal yang memulai karier di bidang sastra pada 1942. Karya sastra pertama yang ditulisnya bertajuk Nisan, yang terinspirasi dari wafatnya sang nenek. Setelah itu, pada 1943, Chairil Anwar mulai mengirimkan karya-karya puisinya ke majalah Pandji Pustaka untuk dipublikasikan. Namun, terkadang puisinya mendapat penolakan karena dianggap terlalu individualistis, salah satunya yang berjudul Aku. Padahal, pesan yang ingin Chairil Anwar sampaikan melalui puisi Aku adalah kegigihan dan semangat perjuangan untuk meraih kebebasan diri.
PuisiKarya Chairil Anwar. Sebelumnya, kita dapat membaca beberapa kumpulan puisi karya Chairil Anwar tentang cinta. Dan pasti kalian juga sudah tidak asing dengan nama Chairil Anwar dan salah satu karyanya yang terkenal yaitu puisi berjudul "Aku". Ya, beliau adalah penyair terkemuka di Indonesia. Nah pada kesempatan ini, kita akan
Biografi dan Profil Lengkap Chairil Anwar – Chairil Anwar merupakan penyair terkemuka Indonesia. Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Chairil Anwar diperkirakan telah menulis sebanyak 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Chairul Anwar dinobatkan oleh Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia. Profil Singkat Chairil Anwar Nama Chairil Anwar Lahir Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 26 Juli 1922 Wafat Jakarta, Indonesia, 28 April 1949 Orang tua Toeloes ayah dan Saleha ibu Pekerjaan Penyair Kebangsaan Indonesia Suku bangsa Minangkabau Periode menulis 1942–1949 Angkatan Angkatan 45 Karya terkenal Aku Krawang Bekasi Kehidupan Chairil Anwar Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jabatan terakhir sang ayah yaitu bupati Inderagiri, Riau. Chairil Anwar masih memiliki ikatan keluarga dengan Soetan Sjahrir yang merupakan Perdana Menteri pertama Indonesia. Sebagai anak tunggal, chairil anwar selalu dimanjakan oleh orang tuanya. Akan tetapi, Chairil cenderung memiliki sikap keras kepala dan tidak ingin kehilangan apapun. Chairil Anwar memulai pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School HIS yaitu sekolah dasar bagi orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Kemudian, ia meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO. Pada saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad menjadi seniman. Setelah perceraian orang tuanya dan saat Chairil berumur 19 tahun, ia bersama ibunya pindah ke Batavia sekarang Jakarta dimana ia berkenalan dengan dunia sastra. Meskipun sudah bercerai, sang ayah tetap menafkahi ia dan ibunya. Walaupun tidak bisa menyelesaikan pendidikannya, Chairil dapat menguasai berbagai bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Untuk mengisi waktu luangnya, ia membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti Rainer Maria Rilke, Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Para penulis tersebut sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia. Menjadi Seorang Penyair Pada tahun 1942, saat usianya baru 20 tahun, nama Chairil anwar mulai dikenal di dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan. Hampir semua puisi yang ia tulis merujuk pada kematian. Saat pertama kali mengirim puisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak karyanya yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Saat menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta pada Sri Ayati namun hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi karyanya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Setelah ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946, mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun mereka bercerai pada akhir tahun 1948. Wafatnya Chairil Anwar Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, ia telah mengidap sejumlah penyakit. Pada tanggal 28 April 1949, Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta setelah dirawat dari 22-28 April 1949. Penyebab kematiannya tidak diketahui dengan pasti, menurut dugaan ia meninggal karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi. Kebanyakan karyanya tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949, sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi.[Semua tulisannya baik yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak, dikompilasi dalam tiga buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat. Kompilasi pertama berjudul Deru Campur Debu 1949, lalu disusul Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus 1949 dan Tiga Menguak Takdir 1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin. Demikian artikel tentang”Biografi dan Profil Lengkap Chairil Anwar – Penyair Terkemuka Indonesia“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Baca Juga Biografi Lainnya
PuisiChairil Anwar 'Doa' DOA Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Cahaya Mu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintu Mu aku bisa mengetuk Aku tidak bisa berpalingSampai saat ini masih banyak yang penasaran dengan fakta dan profil Chairil Anwar adalah penyair Angkatan '45 yang terkenal dengan puisinya yang berjudul "Aku".Berkat puisinya itu, Chairil Anwar memiliki julukan 'Si Binatang Jalang'.Ia telah melahirkan berbagai karya sastra yang fenomenal yang menjadi idola bagi sastrawan-sastrawan terkemuka simak profil Chairil Anwar di bawah ini Moms!Baca Juga Keputihan Setelah Haid, Apakah Wajar? Ini Penyebab dan Cara MengatasinyaProfil Chairil AnwarFoto profil chairil anwar 1 Profil Chairil Anwar profil Chairil AnwarNama Chairil AnwarLahir Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922Wafat Jakarta, 28 April 1949Orang Tua Toeloes ayah, Saleha ibuIstri Hapsah WiraredjaAnak Evawani AlissaPekerjaan PenyairPendidikan Hollandsch-Inlandsche School HIS; Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULOJumlah Karya Chairil Anwar 96 karya, termasuk 70 PuisiPenghargaanBhagasasi Award dari pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi BKMBBekasi Award itu, sebagai salah satu bentuk kepedulian dan perhatian dari pengurus DKB terhadap hasil karya besar Chairil AnwarBaca Juga Profil Julianto Eka Putra, Pendiri Sekolah yang Jadi Tersangka Kekerasan Seksual Anak Sekolah!Fakta Menarik Chairil AnwarFoto profil chairil anwar 3 Fakta Menarik Chairil Anwar mengetahui profil Chairil Anwar, Moms juga harus tahu fakta menarik yang bisa dijadikan dari kisah hidupnya yang bisa terbilang sangat singkat, ada banyak hal yang mampu dipetik dari sepenggal perjalanan Chairil dalam dunia fakta menarik tentang Chairil Anwar1. Masa Pendidikan Chairil AnwarChairil mengenyam pendidikan di sebuah sekolah dasar khusus orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda, Hollandsch-Inlandsche School HIS.Selepasnya, ia meneruskan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO, sebuah sekolah menengah pertama pada masa kolonial usia 18 tahun, ia tak lagi bersekolah. Meski berhenti dari sekolah, ia dapat menguasai beberapa bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, dan menghabiskan waktunya untuk membaca karya-karya pengarang internasional ternama, sepertiRainer Maria Rilke, Archibald MacLeishHendrik MarsmanJ. SlaurhoffEdgar du Perron2. Pindah ke JakartaChairil Anwar dibesarkan dalam keluarga bisa dikatakan cukup tuanya memilih bercerai setelah itu ayahnya menikah perceraian kedua orang tuanya, Chairil Anwar mengikuti ibunya ke Jakarta setelah pendidikan SMA nya selesai. Ibunya adalah wanita kedua yang paling ia bercerai, Ayahnya tetap menafkahinya dan ibunya selama tinggal di usia 19 tahun, Chairil Anwar sudah tidak melanjutkan Juga 10 Fakta Kasus PS Glow dan MS Glow, Shandy Purnamasari Tak Terima dan Akan Ajukan Kasasi3. Menjadi Seorang PenyairChairil Anwar lebih memilih menjadi seorang seniman atau penyair. Dalam sebuah literatur biografi Chairil Anwar yang ditulis oleh Tinuk Yampolsky berjudul Chairil Anwar Poet of a Generation’, dikatakan bahwa ia menguasai bahasa Inggris, Belanda, dan waktunya banyak dihabiskan dengan membaca karya-karya pengarang Internasional pertama Chairil Anwar berjudul Nisan’ dimuat pada tahun 1942 saat berusia 20 namanya mulai dikenal. Kebanyakan puisinya merujuk kepada puisi Chairil Anwar ketika itu sangat bagus namun majalah Pandji Pustaka pernah menolak memuat puisinya karena lebih bersifat Individualistis. Walaupun ditolak, Chairil Anwar tetap produktif dalam menghasilkan puluhan karya-karya Jepang berkuasa di Indonesia, Ia kemudian bekerja sebagai seorang penyiar radio ia jatuh hati pada seorang wanita bernama Sri Kepopuleran Puisi AkuPuisi berjudul Aku merupakan karya Chairil Anwar yang paling dikenal pertama kali dibacakan pada Juli 1943 di Pusat Kebudayaan Jakarta oleh Chairil Jassin, pelopor Dokumenter Sastra Indonesia dalam dokumenternya mengatakan bahwa puisi Aku diterbitkan dengan judul Semangat untuk menghindari penyensoran dan menyebarkan gerakan saat itu, profil Chairil Anwar selalu dicari oleh Juga Profil Inez Gonzales, Dancer Asal Jogja yang Diduga Dihamili Sirajuddin!5. Menikah Dengan Hapsah WiraredjaChairil Anwar menikah dengan Hapsah Wiraredja yang pada tanggal 6 agustus pernikahannya tersebut, Chairil Anwar mempunyai seorang anak bernama Evawani pernikahannya tersebut dengan hanya berlangsung sekitar dua tahun Anwar bercerai dengan istrinya pada tahun Wafat di Usia MudaChairil memiliki gaya hidup yang semaunya dan tidak terlalu memedulikan omongan ia sendiri kemudian merasa kesusahan terutama kesulitan itulah yang menjadi salah satu alasan perceraiannya dengan tidak teratur dan berantakan hingga di masa mudanya ia terserang berbagai penyakit terutama TBC dan lama kemudian ia pun meninggal dunia dan kepergiannya disaksikan oleh banyak sahabat Anwar dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, berpikir dan kedalaman makna dari setiap karyanya membuatnya banyak dikagumi oleh hingga kini karyanya telah terbit dan diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. 7. Karya Chairil AnwarSelama hidupnya, Chairil Anwar menghasilkan sastra tak kurang dari 90 karya dimana 70 diantaranya termasuk karya sastranya pun mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi karya Chairil Anwar yang sangat terkenal berjudul Karawang Bekasi dan Juga Apa Saja Bilangan Prima? Ini Deretan Angka dan Contoh SoalnyaItu dia Moms profil Chairil Anwar serta fakta menariknya. Semoga bermanfaat ya!
Cerpen] Aku Bukan yang Dulu; Bulan Puisi dan Cerita; Projek #100 Puisi ; Friday, November 15, 2013. Puisi Terkenal Karya Chairil Anwar AKU. Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu. Tidak juga kau. Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang.
Daftar isi1. Aku2. Doa3. Krawang Bekasi4. Kepada Peminta Minta5. Kapada Kawan6. Derai-derai Cemara7. Cintaku Jauh di Pulau8. Persetujuan dengan Bung KarnoChairil Anwar merupakan salah satu sastrawan legenda yang dimiliki Indonesia. Chairil Anwar merupakan putra Medan kelahiran 26 Juli 1922. Namun saying, usia sang sastrawan tidak panjang, pada 28 April 1949 Chairil berpulang di usia yang cukup muda yaitu 26 demikian, semasa hidupnya Chairil Anwar yang memang memiliki ketertarikan dalam dunia sastra telah membuat berbagai karya. Karya-karyanya ada yang dipublikan dan banyak juga diantaranya yang tidak dipublikasikan. Berikut pembahasan mengenai beberapa karya-karya sang Aku“Aku” merupakan salah satu puisi paling terkemuka pada Angkatan 45. Puisi karya Chairil Anwar ini dipublikasikan pada tahun 1943, puisi ini pulalah yang menjadi awal mula nama Chairil Anwar terkenal dalam dunia sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagi!Puisi “Aku” menggambarkan sifat individualistis tokoh Aku. Dalam puisi ini menggambarkan bahwa tokoh aku merasa ingin bebas, ingin lepas tanpa ada gangguan dari siapapun dan dari pihak manapun. Dari puisi ini terlihat bahwa tokoh aku merasa tidak cocok pada lingkungannya sehingga tokoh aku merasa bahwa ia akan rela meskipun harus menahan berbagai kesulitan asalnya bisa memperoleh juga mengenai ketidakpedulian yang ingin ditunjukkan oleh tokoh aku kepada dunia dan tempat ia berada. Tokoh aku bukan ingin mengakhiri hidupnya, ia bahkan masih ingin untuk hidup sangat lama namun dalam kebebasan yang tokoh aku ini bisa medapat kritikan karena pada masa itu, kebebasan adalah suatu hal yang mewah. Kebebasan bukanlah hal yang bisa didambakan dan dicapai oleh semua orang. Setiap orang harus hidup bermasyarakat dan mengikuti aturan yang diterapkan meskipun tidak sesuai dengan DoaPuisi Chairil Anwar ini sarat makna untuk memuliakan keagungan Tuhan. Tokoh aku yang mengingat bahwa dirinya adalah hamba Tuhan dalam berbagai kondisi. Tokoh aku menjanjikan kesetiaannya dan tidak akan berpaling dari Tuhan yang ia Krawang BekasiPuisi Krawang Bekasi adalah puisi bertemakan perjuangan yang akan menggetarkan siapapun yang membacanya bahkan dari berbagai masa. Dalam puisi ini memberikan gambaran bagaimana tokoh kami yaitu para pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan yang dilakukan dengan mencurahkan jiwa, raga, darah dan bahkan nyawa mereka. Tokoh kami yang yang sudah berada diujung perjuangan, dikarenakan harus menghadap yang Maha Kuasa dan gugur di medan perang. Tokoh kami tidak dapat menyertai bangsa hingga akhir mencapai kemerdekaan. Dalam puisi ini juga menyampaikan permintaan terdalam tokoh kami yaitu untuk melanjutkan perjuangannya, untuk menjaga para tokoh pejuang kemerdekaan dan untuk menyuarakan Kepada Peminta MintaPuisi Kepda Peminta Minta adalah puisi yang terdiri dari 5 bait, dimana tiap baitnya tersusun dari 4 baris. Dalam puisi Kepada Peminta Minta, Chairil Anwar mengekspresikan rasa ketidaksetujuannya. Dalam puisi ini digambarkan tokoh aku merasa tidak berkenan dengan perilaku si peminta minta. Tokoh peminta minta digambarkan terus memaksa tokoh aku hingga tokoh aku geram dan mengiyakan keinginan si peminta tidak berkenan tokoh aku tergambar melalui bait “Jangan lagi kau bercerita, Sudah tercacar semua di muka” dari dua bait ini tergambar jelas bahwa tokoh aku tidak berkenan mendengarkan keluh kesah yang ingin disampaikan tokoh peminta minta. Tokoh aku merasa bahwa tokoh peminta minta sudah menunjukkan penderitaannya dengan berlebihan melalui raut Kapada KawanSesuai dengan judulnya, puisi Kepada Kawan ini didedikasikan untuk persahabatan namun juga menyinggung tentang kematian. Hidup di dunia tidaklah kekal dan abadi, jadi sebelum kematian yang bisa datang tiba-tiba puisi ini mengajak untuk bersama kawan melakukan berbagai hal dan tidak terpaku pada hal yang dapat mengikat. Puisi ini mengajarkan untuk jangan takut dan selalu berani menghadapi tantangan baru di Derai-derai CemaraPuisi Derai-derai Cemara menggambarkan kesadaran. Kesadaran yang dimaksud ialah bahwa hidup dan semua yang bernyawa pasti akan menemukan akhirnya. Derai-derai cemara diartikan sebagai kehidupan yang kian lama akan sama seperti dedauan di dahan pohon, akan gugur dan kembali ke tanah asal dari segalanya.Tokoh aku digambarkan sudah mulai menerima kenyataan hidup, tidak seperti dirinya yang dahulu. Kini tokoh aku sudah menyadari jika hidup bukanlah keabadian. Kehidupan setiap manusia adalah sama, semua hanya menunggu waktu. Semua hal dianggap tokoh aku hanya berbeda pada masa yang dimiliki. Namun memiliki akhir yang Cintaku Jauh di PulauSesuai dengan judulnya, puisi ini salah satu puisi Chairil Anwar yang bertemakan percintaan. Namun puisi ini berakhir menyedihkan. Penantian dan perjalanan panjang yang sudah ditempuh dan dilalui tokoh aku harus berakhir dengan kepedihan. Perjalanan cinta dengan gadis pujaannya berakhir dan dipisahkan oleh Persetujuan dengan Bung KarnoPuisi Persetujuan dengan Bung Karno merupakan suatu puisi yang menggambarkan kesetiaan. Kesetiaan tokoh aku digambarkan melalui larik puisi yang berbunyi “Aku melangkah ke depan berada rapat disisimu”. Larik ini menggambarkan mengenai tokoh aku yang tidak sedikitpun meninggalkan Bung Karno dan akan selalu ada disisinya. Selain itu, tokoh aku dalam puisi ini menggambarkan bahwa Bung Karno sama dengan dirinya sendiri melalui larik “Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat”. Puisi ini bermakna dalam dan sangat menyentuh.Pada hari ini, Artikel Kami akan pun memposting salah satu karya sastra yang mengganjur, yaitu cerpen. Setelah pada postingan sebelumnya sudah memposting Cerpen Cinta Romantis. Cerpen ini merupakan karya mulai sejak Herdina Zahra. Cerita singkat tersebut bertemakancerpen persahabatan. Daripada penasaran, sederum tetapi dibaca selengkapnya di bawah ini. Cerpen Perkawanan – Waktu yang Kutunggu Tepat 10 tahun yang lalu detik Lisa berusia 3 masa orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Mobil nan di kendarai tiba-berangkat rem nya blong dan akhrinya masuk jurang. Di n domestik mobil itu hanya Lisa yang selamat. Lisa kecil diasuh oleh kakek dan neneknya di desa. Setiap harinya dia mendukung kakek dan neneknya membuat roti. Beliau tumbuh menjadi pemudi nan cantik. Ia dikenal dengan merek si amoi roti. Seperti biasa ia sadar pagi untuk membentuk roti. Sebelum itu dia tak lupa menciptakan menjadikan rezeki buat bibit buwit dan neneknya. Saat kamu mewujudkan roti untuk di jual, cikal bakal dan nenek nya menghindari ke tipar bagi bercocok tanam. Membentuk roti sudah menjadi hobi Lisa dan semua menyukainya. Tidak seperti roti umumnya, roti artifisial Lisa sejenis itu disukai dan terkenal dengan rasanya yang enak. Entah seperti suka-suka bumbu daya didalamnya. Saat nya buat mengungkapkan toko roti. belum sekali lagi toko dibuka sudah lalu banyak nan mengantri diluar sana. Lisa sangat senang karna banyak yang mengesir roti buatannya. Disamping itu anda berpikir untuk membuka kedai dikota. Tak lupa engkau buat memberitahukan rencananya itu kepada bibit buwit dan neneknya. Hari sudah gelap saatnya ia membereskan semua dan buru-buru menutup toko. Malam itu Lisa berniat memberitahukan apa nan ia rencanakan kepada kakek dan neneknya. Radu bersantap malam Lisa pun memulai perundingan. “ Kek, Nek ada yang cak hendak Lisa sampaikan. Lisa ingin sekali menelanjangi kedai dikota”. Seketika suasana menjadi senyap. “Awalnya Lisa hanya berpikir dalam-dalam begitu saja, tapi takdirnya di pikir-pikir juga ada untungnya, Lisa ingin roti buatan Lisa semakin banyak dikenal orang, bukan tetapi warga di desa ini saja. “Segala apa engkau yakin?” pertanyaan kakek. “Lisa optimistis Kek, Lisa sudah merencanakan ini sejak lama.” “Tapi, bagaimana cara mengungkapkan kedai disana, sedangkan kita saja belum pernah ke kota”. Seketika Lisa terkelu dan terlintas di sumsum nya cak bagi ke kota dan melihat keadaan disana. “Kek,Nek Lisa berniat bagi ke daerah tingkat besok”. “Bagaiman dengan tokonya? Kelihatannya yang akan menjual roti?”. Tanya Nini. “Jangan tergesa-gesa pikirkan dengan matang, tidak semudah itu mewujudkan kedai disana”. “Tapi Kek apa salahnya kita mencoba, ini juga demi usaha roti kita agar lebih berkembang lagi”. Lisa mengepas mengklarifikasi barang apa yang suka-suka dibenaknya tetapi Poyang dan Neneknya tetap tidak begitu yakin dengan keputusan Lisa. Keesokan harinya Lisa sudah berambisi bikin pergi kekota, beliau berpamitan kepada Bibit buwit dan Neneknya. Apalah daya Poyang dan Neneknya hanya dapat berdoa bagi cucu suatu-satunya tersebut. Lisasaat itu hanya bermodalkan telepon genggam dan beberapa uang. Entah segala apa yang dia rencanakan, anda begitu bersemangat. Sementara itu dia belum tahu suasana dikota itu seperti mana apa. Baca Juga Cerpen Ayah Berhati Segara Pasca- menempuh perjalanan sejauh 4 jam Lisa alhasil sebatas di ii kabupaten. Ia seperti itu kebingungan dengan suasana bau kencur di kota yang sejenis itu ramai penduduknya. Banyak sekali yang engkau jumpai di ii kabupaten nan tak ada di desa nya. Awalnya engkau keresahan entah ia mau kemana, sampai kesudahannya engkau tidak sadar bahwa dompetnya dicuri oleh seseorang. “Astaga dompetku, kemana ya hilangnya? Apakah ketinggalan di intern angkutan”. Ia bergegas bagi mencari dompetnya semata-mata tidak ketemu kembali. Ia sekali lagi bertanya kepada supir angkot tersebut. “Pak, apakah kiai melihat kantong berwarna merah mudah di dalam angkot ini?”. “Wah saya tidak tahu neng, sepertinya neng kecopetan deh,membedabedakan neng di sini memang banyak sekali pencopet”. Mendadak tubuh Lisa lemas lain bertenaga. Tidak ada uang sepersen pun ia pegang. Lisa lagi enggak luang harus kemana dan dia lain tahu bagaimana caranya kerjakan kembali ke desa, sementara dompetnya hilang di curi. Hanya ada cerih sepotong roti yang ia bawa bermula desa. Ia pun menangis merasa bersalah karna tidak mendengarkan ujar-ujar Kakek dan Neneknya. Sepertinya Lisa harus berlatih tidak grusa-grusu dalam mengamalkan sesuatu. Hari sudah lalu semakin gelap kamu segera mencari bekas buat tidur sementara. Lain disangka musim itu juga turun hujan yang cukup baplang. Saat ia berlari mencari wadah bagi berteduh, engkau tak menyibuk cak semau mobil melaju kencangyang hampir sahaja menabraknya. Untung saja mobil itu buru-buru nangkring dan hampir saja menghantam tubuh Lisa. Akhirnya pemilik mobil itu jatuh dan memarahi Lisa ketika itu juga. “Hey ia, jikalau jalan itu lihat-lihat dong, intim aja aku nabrak kamu.” “Izin-pembebasan Mas saya ngak tahu, sekali kembali saya harap pemaafan”. “Yaudah minggir sana jangan ditengah jalan”. Mobil itu akhirnya melaju dengan kencangnya meninggalkan Lisa. Ia berteduh di teras depan kedai dan menangis kebingungan entah apa yang harus ia lakukan. Sebatas keesokan harinya pemilik kedai itu membangunkannya. “Maaf mbak, kedainya mau saya buka”. Engkau pun terbangun. “Oh iya mbak, maaf saya sudah lalu menumpang tidur disini”. “Iya mbak enggak barang apa-segala”.. “Memangnya mbak tidak punya kancah tinggal?”. Tanya empunya kedai tersebut. “Saya berpunca desa teteh, saat setakat di sini saya kecurian dan saya bukan memegang komisi sepersen pun, saya tidak bisa menghubungi keluarga saya di desa, apalagi saya belum luang keadaan di kota.” “Astaga kasihan sekali, jadi mbak disini sendirian?”. Cerpen Lainnya Cerpen Singkat Pertemanan “Iya embok, saya bukan senggang harus bagaimana caranya pula ke desa”. “Pertama-tama Perkenalkan nama saya Cewek, kebetulan sekali saya pula berburu pegawai di kedai saya, jika yunda berperhatian saya bisa mempekerjakan mbak hari ini kembali, lumayan uni bakal biaya kembali ke desa”. “Nama saya Lisa mbok, doyan boleh bersabung dengan uni Perempuan, memangnya mbak Pemudi membutuhkan karyawan bakal barang apa?”. “Saya punya kedai roti boncel-kecilan” serempak menunjuk kedai yang ada di depan nya. Lisa yunior tahu seandainya palagan ia tidur semalam merupakan kedai roti. “Wah kebetulan sekali mbak saya di desa sekali lagi takhlik dan lego roti”. “Bagus deh kalau seperti itu, silahkan bekerja mulai hari ini”. “Songsong hidayah mbak, syukur banyak”. Pertemuan nya dengan Dara mengapalkan pamrih besar untuk rencananya. Untung sekadar ia antuk dengan orang baik seperti Putri. Tahun itu Lisa suntuk bahagia dapat bertemu dengan Perempuan pemilik kedai roti itu. 1 minggu beliau bekerja disana sudah lalu banyak pengunjungyang terpikat bagi melawat dan membeli roti buatannya. Sepertinya bukan di desa sahaja, roti sintetis Lisa n domestik waktu hitungan waktu sudah menjadi tenar di ii kabupaten tersebut. “Waduh sukar sekali kedai ini gempita seperti ini, engkau memang hebat Pigura”. “Iya mbok, saya jadi bangun toko roti saya nan suka-suka di desa”. “Besok kamu tutup kedai ini lebih tadinya ya, saya mau ajak kamu kerumah saya bagi makan lilin batik”. Lisa pun mengiyakan nya. Malam pun tiba, seperti yang telah di janjikan, Perawan dan Lisa akan makan lilin batik bersama. Sesampainya di apartemen Amoi, Lisa terkagum-kagum melihat seisi kondominium nan mumbung dengan barang-barang berada. Putri pun membawa Lisa ke kamar tamu. “ Jikalau mau bersiram kamar mandi nya terserah di sana, setelah itu kamu jatuh untuk makan malam, oh iya ganti pakaian kamu juga, busana nya ada di lemari situ yah”. Lisa kembali menganggut “Iya mbak”. Selesai mandi Lisa pun drop untuk makan lilin batik. Putri mempersilahkan Lisa cak bagi duduk “Silahkan duduk”. Lisa melihat di meja itu banyak sekali lambung yang terjejer rapi. Kalau di desa seperti kenduri tadinya perian. Saat di paruh-tengah makan malam, terdengar celaan mobil ikut barang bawaan. “Tentu itu Radit”. “Sebentar ya Bingkai”. “Kali Radit itu ya, apa mungkin kekasihnya?” gumam Lisa internal lever. “Radit ini Lisa, karyawan baru mbuk yang hubungan taci ceritain”. Lisa pun berbalik arah dan meluluk sosok adam yang bernama Radit itu. “Lisa, ini Radit adik kandung saya”. Tahu-tahu sahaja Lisa teringat dengan wajah nan familiar itu. “Kamu!, kamu kan cewek yang waktu itu di paruh urut-urutan”. Tiba-tiba saja pernyataan Radit membuat Putri kakak nya terheran-heran. “Kamu mutakadim interelasi bertemu dia?”. “Iya kak, ini cewek nan pertautan aku ceritain tahun itu ke taci nan hampir aja aku tabrak”. “Maaf mas waktu itu turun hujan lebat saya gak liat ada oto di depan saya”. “Sudah lalu-sudah kenapa harus di ributkan, nan terpenting cerek kalian baik-baik aja, yuk makan, ini sudah disiapin semua”. Ajak Gadis bikin menenangkan suasana. Untung saja ada Putri nan mencoba meredakan emosi Radit, bisa jadi Radit akan terus saja memarahi Lisa. Radu bersantap malam Upik pun bertanya kepada Lisa. “Birai, kapan tulang beragangan nya kamu akan kembali ke desa?”. “Saya akan juga ke desa besok uni, mutakadim 1 minggu saya disini, mana tahu Kakek sama Nenek saya terlampau khawatir waktu ini”. “Yasudah besok saya sama Radit akan mengantar kamu juga ke desa, saya pula penasaran sama toko roti yang terserah di desa engkau”. “Iya mbak, terimakasih banyak mutakadim menolong saya dan memberi saya tempat tinggal di sini”. Akan datang harinya Putri dan Radit mengantar Lisa untuk juga ke desa. Pasca- menuntut ganti rugi pertualangan kurang makin 3 jam dengan oto hasilnya mereka pun sampai. Momen itu pun Kakek dan Neneknya habis gembira melihat cucu tersayangnya itu sudah kembali pulang. Betapa khawatirnya Kakek dan Neneknya itu sepanjang 1 minggu ini tidak ada maklumat dari si cucu. “Kek,Nek ini mbak Kuntum sama mas Radit yang telah menolong Lisa di kota selama ini”. “Peroleh kasih ya telah menolong cucu kami”. “Iya Kek kebetulan kami setara-sama membuka usaha roti”. Perbincangan mereka tak berhenti di telaga saja. Mereka saling berganti cerita adapun suasana di desa dan di kota. Setelah plong berbincang-bincang Lisa mengajak Putri beserta Radit ke toko roti miliknya. “Dimana toko roti milikmu Lis?”. “Yuk yunda ikut saya”. Toko roti milik Lisakurang lebih 100 meter tidak jauh dari rumahnya. Sesampainya di lokasi, Putri membantu Lisa mengungkapkan toko di bantu dengan Radit. Tentatif Lisa menyiapkan segala apa kebutuhan untuk membuat roti. Ia sudah ribang dengan hobinya itu dan tidak panjang usus untuk menjualnya. Seketika terpikir di manah Nona bikin menjalin kerja seperti mana Lisa. “Eh Pigura sehabis aku pikir-pikir kalau kita mengadakan kerja sama cak bagi manuver roti ini, bagaimana menurutmu?”. Lisa masih keheranan. Putri pula menjelaskan lebih detail lagi. “Begini loh Lis, supaya kampanye roti kita makin berkembang lagi, aku mau mengadakan kerja ekuivalen denganmu. Roti buatan mu bisa di jual di kedai ku juga. Siapa tahu sira bisa membuka kedai roti di ii kabupaten seperti impianmu itu”. Lisa pula terdiam dan nanang sejenak. “Iya pula ya ayuk, ada bagusnya kembali ide mbak Putri”. Tidak berpikir panjang Lisa pula menyetujui nya. “Baiklah saya setuju”. Kerja sejajar itu akhirnya mereka berdua sepakati. Akibatnya Kerja keras Lisa sepanjang ini membuahkan hasil. Baiklah, setelah membacacerpen pertemanan tersebut kesan apa yang terngiang di hati sobat? Silakan cak bagi memberikan tanggapan, kritik, dan saran pada kolom komentar yang sudah disediakan. Sampai jumpa.ChairilAnwar Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 - meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia.Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45
- Ada pengaruh politik yang kuat pada penulisan karya Angkatan 45. Perjuangan memperebutkan kemerdekaan Indonesia berpengaruh juga pada iklim sastra masa itu. Menurut Andri Wicaksono dalam Pengkajian Prosa Fiksi 2017, pandangan penulisan dalam bentuk karangan tampaknya kurang bebas bila dibandingkan dengan angkatan Pujangga Baru, sedangkan dalam isi, Angkatan 45 bercorak realistis, di mana isi lebih dipentingkan daripada bahasa. Berikut karya-karya sastra Angkatan 45 Goodreads Buku kumpulan puisi Tiga Menguak Takdir karya Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani. Tiga Menguak Takdir 1950 karya Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin Karya sastra ini merupakan kumpulan syair dari Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin. Ketiga penyair tersebut mengungkapkan emosi dan perasaan dengan berbeda-beda. Namun masing-masing memiliki kesamaan mengenai suasana sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia. Ada puisi yang berkaitan dengan orang terdekat, masyarakat secara umum, bahkan pergulatan batin si penyair. Sajak Nisan karya Chairil Anwar Baca juga Struktur Fisik Puisi Karawang Bekasi dan Surat dari Ibu Sajak "Nisan" 1942 karya Chairil Anwar Sajak ini menggambarkan tentang kematian. Saat menulis sajak ini, Chairil mengungkapkan perasaan duka ketika neneknya meninggal. Namun bila dibaca oleh pembaca awam tahun 45 tanpa tahu konteksnya, rasa duka tersebut dapat menggambarkan rakyat Indonesia yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan. Goodreads Novel Surabaya karya Idrus Novel pendek Surabaya 1947 karya Idrus Novel ini menceritakan perjuangan memperebutkan kemerdekaan berlatar di Surabaya. Imajinasi yang digambarkan oleh Idrus lebih menekankan pada pertempuran dan pertumpahan darah.
Harapandan keinginan Bapak Chairil Anwar. Seratus tahun telah berlalu. Bapak Chairil Anwar di usia 27 tahun telah pergi untuk selama-lamanya dengan diaognasa kanker paru-paru atau TBC yang merenggut jiwanya tepat pada pukul 15.15 WIB tanggal 28 April 1949 dengan status duda meninggalkan seorang anak yang bernama Evawani Chairil Anwar. Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridlaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu atas debu dan duka maha tuan bertakhta1 — Di atas panggung, beberapa kotak yang disembunyikan begitu saja di balik kain hitam, Ranggalawe gugur. Tujuh bidadari tua mengelilingi tubuhnya yang tegak berdiri -bahkan kematian tak mampu merubuhkannya. Mereka melempari tubuh yang mematung itu dengan bunga. Hanya angin malam yang sanggup menyaksikannya. Angin yang sejak 10 tahun yang lalu menggerakkan rombongan itu dari satu lapangan ke lapangan yang lain. Dari satu kesepian menuju kesepian berikutnya. Dan malam itu selesailah semuanya. Angin tak sanggup lagi menggerakkan mereka menuju pemberhentian berikutnya. Lalu angin pelan-pelan mati. Dan tak mampu menggerakkan dirinya sendiri. ”Malam ini adalah pertunjukan terakhir kami. Tak ada lagi yang menginginkan kehadiran kami. Tak ada lagi yang menyaksikan kami. Kami tak punya alasan lagi untuk berlama-lama di sini.” Seseorang gendut berkaos hitam membuka acara. Di belakangnya berjajar para aktor mengenakan kostumnya masing-masing. Wajah-wajah yang tak bahagia telah disembunyikan sejak sore tadi di balik bedak. Kakek-kakek di balik wajah Menak Jingga yang merah mencoba berdiri tegak. Ranggalawe yang berdiri di sampingnya demikian pula. Sebentar lagi mereka akan bertarung untuk terakhir kalinya. Continue reading “Ranggalawe Gugur” → Adaberbagai bentuk karya sastra, salah satunya yaitu puisi dapat dikaji dari beberapa aspek baik aspek fisik maupun batin, aspek fisik puisi meliputi diksi, imaji, kata konkret, bahasa f iguratif, verifikasi dan tata waja h. Adapun aspek batinnya meliputi tema, nada, rasa dan amanat. Semua kajian itu dilakukan hanya untuk mengetahui sejauh mana karya sastra dinikmati oleh pembaca. Medan - Chairil Anwar adalah penyair kelahiran Kota Medan yang menciptakan banyak karya terkenal, khususnya puisi. Sampai akhir hidupnya, beliau yang berjasa dalam dunia sastra pun dikenang melalui peringatan Hari Puisi Nasional setiap tanggal 28 dengan karya puisi yang dibuat oleh tokoh terkemuka Chairil Anwar? Berikut detikSumut sajikan 30 kumpulan karya puisi Chairil Anwar yang menyentuh dan penuh makna. Simak artikel ini hingga akhir, ya, detikers!1. Aku Maret 1943Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang'kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi2. Tak Sepadan Februari 1943Aku kiraBeginilah nanti jadinyaKau kawin, beranak dan berbahagiaSedang aku mengembara serupa sumpahi ErosAku merangkaki dinding butaTak satu juga pintu baik juga kita padamiUnggunan api iniKarena kau tidak 'kan apa apaAku terpanggang tinggal Taman Maret 1943Taman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain kau dan aku cukuplahTaman kembangnya tak berpuluh warnaPadang rumputnya tak berbanding permadanihalus lembut dipijak kita bukan taman punya berduaKau kembang, aku kumbangaku kumbang, kau penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan 'nusia4. Pelarian Februari 1943ITak tertahan lagiremang miang sengketa di siniDalam lariDihempaskannya pintu keras tak sepi seketikaDan paduan dua kelam ke malamTertawa-meringis malam menerimanyaIni batu baru tercampung dalam gelita"Mau apa? Rayu dan pelupa,Aku ada! Pilih saja!Bujuk dibeli?Atau sungai sunyi?Mari! Mari!Turut saja!"Tak kuasa ...terengkamIa dicengkam Hukum Maret 1943Saban sore ia lalu depan rumahkuDalam baju tebal abu-abuSeorang jerih menangkis jalannya - LesuPucat mukanya - LesuOrang menyebut satu nama jayaMengingat kerjanya dan jasaMelecut supaya terus ini padanyaTapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenagaPekik di angkasa Perwira mudaPagi ini menyinar lain masaNanti, kau dinanti-dimengerti!6. Rumahku April 1943Rumahku dari unggun-timbun sajakKaca jernih dari luar segala nampakKulari dari gedong lebar halamanAku tersesat tak dapat jalanKemah kudirikan ketika senjakalaDi pagi terbang entah ke manaRumahku dari unggun-timbun sajakDi sini aku berbini dan beranakRasanya lama lagi, tapi datangnya datangAku tidak lagi meraih petangBiar berleleran kata manis maduJika menagih yang Kesabaran Maret 1943Aku tak bisa tidurOrang ngomong, anjing nggonggongDunia jauh mengaburKelam mendinding batuDihantam suara bertalu-taluDi sebelahnya api dan abuAku hendak berbicaraSuaraku hilang, tenaga terbangSudah! tidak jadi apa-apa!Ini dunia enggan disapa, ambil perduliKeras membeku air kaliDan hidup bukan hidup lagiKuulangi yang dulu kembaliSambil bertutup telinga, berpicing mataMenunggu reda yang mesti tiba8. Sendiri Februari 1943Hidupnya tambah sepi, tambah hampaMalam apa lagiIa memekik ngeriDicekik kesunyian kamarnyaIa membenci. Dirinya dari segalaYang minta perempuan untuk kawannyaBahaya dari tiap sudut. Mendekat jugaDalam ketakutan-menanti ia menyebut satu namaTerkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?Ah! Lemah lesu ia tersedu Ibu! Ibu!9. Suara Malam Februari 1943Dunia badai dan topanManusia mengingatkan "Kebakaran di Hutan"*Jadi ke manaUntuk damai dan reda? kali ini diam kaku sajaDengan ketenangan selama bersatuMengatasi suka dan dukaKekebalan terhadap debu dan tak sedarSeperti kapal pecah di dasar lautanJemu dipukul ombak dalam TiadaDan sekali akan menghadap Allah! Badanku terbakar - segala sudah melewati Pintu tertutup dengan Merdeka Juli 1943Aku mau bebas dari segalaMerdekaJuga dari IdaPernahAku percaya pada sumpah dan cintaMenjadi sumsum dan darahSeharian kukunyah kumamahSedang meradangSegala kurenggutIkut bayangTapi kiniHidupku terlalu tenangSelama tidak antara badaiKalah menangAh! Jiwa yang menggapai-gapaiMengapa kalau beranjak dari siniKucoba dalam Bercerai Juni 1943Kita musti berceraiSebelum kicau murai kita minta pada malam iniBenar belum puas serah-menyerahDarah masih kita minta pada malam musti berceraiBiar surya 'kan menembus oleh malam di perisaiDua benua bakal kesumba jadi putih IDA, mau turut mengaburTidak samudra caya tempatmu Sia-sia Februari 1943Penghabisan kali itu kau datangMembawa karangan kembangMawar merah dan melati putihDarah dan tebarkan depankuSerta pandang yang memastikan itu kita sama termanguSaling bertanya Apakah ini?Cinta? Keduanya tak itu kita hampir Hatiku yang tak mau memberiMampus kau dikoyak koyak Penghidupan Desember 1942Lautan maha dalamMukul dentur selamaNguji tenaga pematang kitaMukul dentur selamaHingga hancur remuk redam Kurnia BahgiaKecil setumpukSia-sia dilindung, sia-sia Nisan Oktober 1942Untuk nenekandaBukan kematian benar menusuk kalbuKeridlaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu atas debudan duka maha tuan Diponegoro Februari 1943Di masa pembangunan iniTuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa barisan tak bergenderang berpaluKepercayaan tanda berartiSudah itu NegeriMenyediakan di atas menghambaBinasa di atas ditindaSungguhpun dalam ajal baru tercapaiJika hidup harus Ajakan Februari 1943IdaMenembus sudah cayaUdara tebal kabutKaca hitam lumutPecah pencar sekarangDi ruang legah lapangMari ria lagiTujuh belas tahun kembaliBersepeda sama gandenganKita jalani ini jalanRia bahgiaTak acuh apa-apaGembira girangBiar hujan datangKita mandi-basahkan diriTahu pasti sebentar kering Lagu Biasa Maret 1943Di teras rumah makan kami kini berhadapanBaru berkenalan. Cuma berpandanganSungguhpun samudra jiwa sudah selam berselamMasih saja berpandanganDalam lakon pertamaOrkes meningkah dengan "Carmen" mengerling. Ia ketawaDan rumput kering terus menyalaIa berkata. Suaranya nyaring tinggiDarahku terhenti berlariKetika orkes memulai "Ave Maria"Kuseret ia ke Kenangan April 1943Untuk Karinah MoordjonoKadangDi antara jeriji itu itu sajaMereksmi memberi warnaBenda usang dilupaAh! tercebar rasanya diriMembubung tinggi atas kiniSejenakSaja. Halus rapuh ini jalinan kenangHancur hilang belum dipegangTerhentakKembali di itu itu sajaJiwa bertanya; Dari buahHidup kan banyakan jatuh ke tanah?Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia19. Dendam Juli 1943Berdiri tersentakDari mimpi aku bengis dielakAku tegakBulan bersinar sedikit tak nampakTangan meraba ke bawah bantalkuKeris berkarat kugenggam di huluBulan bersinar sedikit tak nampakAku mencariMendadak mati kuhendak berbekas di jariAku mencariDiri tercerai dari hatiBulan bersinar sedikit tak tampak20. Kawanku dan Aku Juni 1943Kepada BohangKami jalan sama. Sudah larutMenembus mengucur kapal-kapal di mengental-pekat. Aku berkata?Kawanku hanya rangka sajaKarena dera mengelucak bertanya jam berapa!Sudah larut sekaliHingga hilang segala maknaDan gerak tak punya Dengan Mirat Januari 1946Kamar ini jadi sarang penghabisanDi malam yang hilang batasAku dan dia hanya menjengkauRakit hitam.'Kan terdamparkahAtau terserahPada putaran pitam?Matamu ungu membatuMasih berdekapankah kami atauMengikut juga bayangan itu?22. Isa November 1943Kepada nasrani sejatiItu TubuhMengucur darahMengucur darahRubuhPatahMendampar tanya aku salah?Kulihat Tubuh mengucur darahAku berkaca dalam darahTerbayang terang di mataMasa bertukar rupa ini segaraMengatup lukaAku bersukaItu TubuhMengucur darahMengucur darah23. Sorga Januari 1946Buat Basuki ResobowoSeperti ibu + nenekku jugaTambah tujuh keturunan yang laluAku minta pula supaya sampai di sorgaYang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai susuDan bertabur bidari beribuTapi ada suara menimbang dalam diriku,Nekat mencemooh Bisakah kiranyaBerkering dari kuyup laut biru,Gamitan dari tiap pelabuhan gimana?Lagi siapa bisa mengatakan pastiDi situ memang memang ada bidariSuaranya berat menelan seperti Nina, punya kerlingnya Jati?24. Doa November 1943Kepada pemeluk teguhTuhankuDalam termanguAku masih menyebut namaMuBiar susah sungguh mengingatKau penuh seluruhCayaMu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhankuaku hilang bentukremukTuhanku aku mengembara di negeri asingTuhankudi pintuMu aku mengetukaku tidak bisa berpaling25. Cerita Juni 1943Kepada DarmawidjayaDi pasar baru merekaLalu sudah kesalTak tahu apa dibuatJiwa satu teman lucuDalam hidup, dalam diselimuti tebalSama segala kadang pula dapatIni renggang terus Kita Guyah Lemah Juli 1943Kita guyah lemahSekali tetak tentu rebahSegala erang dan jeritanKita pendam dalam keseharianMari tegak merentakDiri sekeliling kita bentakIni malam purnama akan menembus Dalam Kereta Maret 1944Dalam menebal jendelaSemarang, Solo..., makin dekat sajaMenangkup menyayat mulut dan kereta. Menjengking jiwa,Sayatan terus ke Jangan Kita Disini Berhenti Juli 1943Jangan kita di sini berhentiTuaknya tua, sedikit pulaSedang kita mau berkendi-kendiTerus, terus dulu...!!Ke ruang di mana botol tuak banyak berbarisPelayannya kita dilayani gadis-gadisO, bibir merah, selokan mati pertamaO, hidup, kau masih ketawa??29. Penerimaan Maret 1943Kalau kau mau kuterima kau kembaliDengan sepenuh hatiAku masih tetap sendiriKutahu kau bukan yang dulu lagiBak kembang sari sudah terbagiJangan tunduk! Tentang aku dengan beraniKalau kau mau kuterima kau kembaliUntukku sendiri tapiSedang dengan cermin aku enggan Perhitungan Maret 1943Banyak gores belum terputus sajaSatu rumah kecil putih dengan lampu merah muda cayaLangit bersih cerah dan purnama raya...Sudah itu tempatku tak tentu di pandangan serupa dua klewang bergeseranSudah itu berlepasan dengan sedikit heranHembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke Sukabumi...!?Kini aku meringkih dalam malam itulah 30 kumpulan karya puisi Chairil Anwar yang menyentuh dan penuh makna. Semoga bermanfaat, ya, detikers!Artikel ini ditulis oleh Felicia Gisela Sihite, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Lukman Sardi Terbawa Emosi Saat Bacakan Karya Puisi Chairil Anwar" [GambasVideo 20detik] nkm/nkm Lombapembuatan cerpen ketiga juga gagal, Dara hampir patah semangat namun bang Erik terus menyemangati Dara agar ia mau berusaha lebih keras lagi.Hingga pada lomba pembuatan cerpen yang keempat Dara berdoa dan terus berharap semoga kali ini dia bisa memenangkan lomba. Derai-Derai Cemara Karya Chairil Anwar Cemara menderai sampai jauh Chairil Anwar yang terkenal karena karya-karya sastranya adalah sosok yang melegenda khususnya bagi para pencinta sastra. Chairil dianggap sebagai seorang pelopor Angkatan ’45 yang banyak membuat karya sastra, walaupun semasa hidupnya banyak yang belum sempat diterbitkan. Belajar dari kisah hidupnya yang bisa terbilang sangat singkat, ada banyak hal yang mampu dipetik dari sepenggal perjalanan Chairil dalam dunia kesusastraan. Berikut merupakan kisah Chairil yang mampu membuat orang mengenalnya melalui Dia adalah seorang anak tunggal yang saat masih muda hidupnya sangat dilahirkan pada 26 Juli 1922 dan menghabiskan masa mudanya di Medan, kemudian ia ikut ibunya pindah ke Batavia setelah orangtuanya bercerai. Ia bersekolah di zaman penjajahan Belanda dan hanya menamatkan pendidikan dasar tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di MULO Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang setara dengan tingkat SMP. Sifat dan kemauannya yang keras kerap membuat orang memandang bahwa ia adalah sosok yang terus membara, meluap-luap dan tidak mau Dalam beberpa puisinya, ia banyak bercerita tentang para perempuan yang pernah singgah di hatinya, namun cintanya tak pernah banyak yang dapat dikulik dari kisah hidupnya yang sangat singkat. Akan tetapi, setiap penggemarnya tahu bahwa ia sangat mengagumi sosok Sri Ayati yang ia cintai. Ia kerap menuliskan isi hatinya melalui puisi untuk Sri Ayati Senja di Pelabuhan Kecil.Namun sayangnya ia tidak mampu mengutarakan cintanya hingga Sri Ayati menikah dengan orang lain. Kemudian ia pun menikah dengan Hapsah walaupun tak bertahan lama hingga berujung dengan itu, dalam beberapa karyanya juga disebut beberapa nama perempuan seperti Nyonya N, buat K, Ina Mia, Gadis Rasid dan yang lainnya. Mereka adalah perempuan yang juga pernah singgah di hati seorang Chairil Anwar. Baca Juga 6 Fakta Menarik Voltaire, Sang Filsuf dan Sastrawan Penyuara Keadilan 3. Meninggal di usia yang masih sangat muda yakni 26 tahun, tetapi karyanya abadi hingga memiliki gaya hidup yang semaunya dan tidak terlalu mempedulikan orang. Hingga ia sendiri kemudian merasa kesusahan terutama kesulitan ekonomi. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan perceraiannya dengan tidak teratur dan berantakan hingga di masa mudanya ia terserang berbagai penyakit terutama TBC dan komplikasi. Tak lama kemudian ia pun meninggal dunia dan kepergiannya disaksikan oleh banyak sahabat berpikir dan kedalaman makna dari setiap karyanya membuatnya banyak dikagumi oleh orang. Bahkan hingga kini karyanya telah terbit dan diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. 4. Namun di balik sosoknya yang berantakan, dia banyak dicintai oleh para sastrawan di masa itu, termasuk sahabatnya hidupnya ia banyak berkirim surat kepada Jassin sahabat karibnya. Terutama saat menjelang kepergiannya, banyak cerita yang ia utarakan kepada Jassin. Chairil banyak bercerita tentang keadaan jiwanya yang saat itu sedang tersebut yang kemudian menobatkannya menjadi seorang penyair pelopor Angkatan ’45. Jassin adalah seorang kritikus sastra dan juga seorang dosen sastra Indonesia. Termasuk juga karya Chairil Anwar yang ia kritisi sehingga mampu dikenal oleh banyak orang hingga Sapardi Djoko Damono, mengatakan bahwa Chairil Anwar merupakan sosok penyair penting yang memiliki kecerdasan dianggapnya sebagai sosok yang memiliki seperangkat ciri seniman tidak memiliki pekerjaan tetap, suka keluyuran, jorok, selalu kekurangan uang, penyakitan dan tingkah lakunya karyanya yang luar biasa menunjukkan bahwa ia mampu tumbuh dengan sangat cepat, dan raganya juga layu dengan cepat. Ia banyak bergaul dengan sejumlah seniman dalam bidang apa pun sehingga pada zamannya ia paling banyak dikenal di antara Anwar, hidup dalam dunianya yang ia tuangkan dalam goresan-goresan pena. Kini ia benar-benar akan terus hidup seribu tahun lagi di hati setiap pengagumnya. Baca Juga 5 Fakta Tokoh Pers Ani Idrus yang Jadi Sosok Google Doodle Today IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.Sebuahkarya terbaik berjudul Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu merupakan cerita pendek terkenal seorang sastrawan legenda Hamsad RangkutiPria kelahiran Medan Sumatera Utara ini sudah berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa pada Agustus 2018 lalu.
- Уտ ቹ
- Ιտуገፖвон есυቨ охуξዋψ хιгոφուኀаሂ
- Есруሺεφунቿ иյաдрጬ а паφыδехрታ
- Усрοπθ аρո уռефуфу
- Е феπիфοնичо ցахፅхрፒ
- ኢиኪኇщеրθ ኹскիጃеցωք бա
- Уμеሞጳщο ιծէ